confidence kids

Pic. Courtesy of : wholewomanhealth.org

Tidak sedikit orang tua yang mengeluh anak mereka tidak percaya diri ketika berada di luar zona nyamannya yaitu rumah.
Anak menjadi malu dan cenderung tidak berani melakukan sesuatu sendiri.
Bagaimana caranya membangun kepercayaan diri anak?

Psikolog anak, D’Arcy Lyness mengungkapkan, menjadi seorang anak memang butuh kepercayaan diri.
Seperti dilansir Kids Health, ada banyak hal baru yang akan anak temui, seperti pergi ke sekolah baru atau keluar dari rumah untuk pertama kalinya.

Para orang tua tentu ingin agar anak mereka bisa melakukan sesuatu sendiri sehingga anak berani menghadapi tantangan baru dan tentu saja percaya diri.
Namun perlu diingat, setiap anak tidaklah sama.

Anak membangun kepercayaan diri mereka bukan hanya karena orangtuanya mengatakan mereka ‘hebat’ atau ‘pintar’.
Anak merasa percaya diri karena prestasi yang mereka lakukan sendiri baik itu kecil ataupun besar.
Saat orangtua memberikan pujian untuk prestasi tersebut, itu adalah nilai tambah.

Saat anak bisa melakukan sesuatu seperti menggosok gigi sendiri, berjalan sendiri, naik sepeda sendiri, mereka merasa kalau mereka sebenarnya mampu.
Perasaan mampu itu merupakan salah satu yang menyulut kepercayaan dirinya.

Membangun kepercayaan diri anak sebenarnya bisa dimulai sejak dini.
Saat anak masih bayi misalnya, mereka belajar tengkurap sendiri, ketika anak batita mereka belajar berjalan dan berlari.
Mereka pun mulai berpikir kalau ‘Aku bisa melakukannya sendiri’.
Setiap kemampuan baru yang bisa dilakukan anak di usia pentingnya, di saat itulah anak membangun kepercayaan dirinya.

Kita, para orang tua bisa membantu anak untuk membangun kepercayaan diri,  dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk anak mengembangkan kemampuannya.
Biarkan anak belajar dari kesalahan, namun Anda tetap ada di sisinya memberikan semangat agar mereka tidak mudah menyerah.
Saat anak bisa melakukan kepintaran baru, berikan respon dengan antusias dan tidak ada salahnya memberinya ‘hadiah’ dengan pujian atau pelukan.

Dengan diberikan kesempatan seluas-luasnya, instruksi yang baik, dan para orangtua harus banyak bersabar, anak bisa menguasai kemampuan-kemampuan dasar seperti merapikan tempat tidur dan mengikat tali sepatu.
Dengan merasa dirinya ‘bisa’, anak pun menjadi lebih percaya diri ketika berhadapan dengan suatu tantangan baru.

Berada di Sisi Anak

Dr Lyness mengatakan, sebagai orang tua, Anda harus tetap mengawasi anak saat mereka tengah mencoba mengembangkan kemampuannya, untuk kepentingan keamanan atau keselamatannya.
Namun bukan berarti Anda jadi terlalu protektif.
Berikan anak kesempatan mencoba sesuatu yang baru, membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan itu.

Misalnya, jika anak ingin belajar membuat roti dengan olesan selai kacang, Anda coba berikan contoh dulu, lalu siapkan bahan-bahannya dan biarkan anak mencoba sendiri.
Akan berantakan? Sudah pasti.
Namun jangan Anda jadi tiba-tiba membantunya saat dia membuat selai kacang berjatuhan di meja.
Jika Anda membantunya, padahal dia belum selesai, anak akan berpikir dia tidak bisa membuat roti sendiri.

Tapi jika Anda bersabar dengan kericuhan yang terjadi selama proses pembuatan roti tersebut, Anda akan rasakan hasil nyatanya.
Suatu hari anak Anda mungkin akan bilang dengan percaya diri, ‘Aku lapar, aku akan buat roti selai kacang sendiri’.
Ucapan tersebut bisa ditimpali dengan, ‘Bagus, bisa buatkan untuk ibu juga?’.
Ucapan ini merupakan contoh kalau Anda percaya pada kemampuannya.

Terkadang anak bisa merasa frustasi saat dia gagal melakukan sesuatu.
Bantu dia dengan tetap memberikannya dorongan untuk tidak mudah menyerah.
Dengan mencoba lagi atas kegagalannya itu, anak belajar kalau halangan apapun bisa diatasi.

Semoga bermanfaat…..

Salam

About bundadontworry

Ibu rumah tangga dengan 2 anak

17 responses »

  1. arisudono says:

    buat bapak2 juga jangan terlalu memanjakan anak, hal itu juga bisa membuat anak kurang PD

  2. Abdullah says:

    Kita harus membangun kepercayaan diri pada anak mulai sejak dini

  3. jampang says:

    saya dulu termasuk anak yang tidak PD. alhamdulillah… sekarang udah punya rasa PD. mudah2an anak saya bisa lebih PD daripada saya

  4. dewitya says:

    terimakasih bunda atas postingannya, bermanfaat sekali loh bun untuk para bunda diluar sana 🙂

  5. dede6699 says:

    Apa kabar bunda 🙂

    terimakasih, bermanfaat sekali buat de , anak de baru 15bulan mudah”an bisa mendidiknya mendampinginya dengan baik .. aamiin

  6. terima kasih sharingnya ya bun, sangat bermanfaat buat saya yg sedang banyak belajar tentang anak

  7. indriwh15 says:

    terima kasih atas infonya

  8. Nur Chasanah says:

    bunda maaf nih sebelunya aku mau tanya,bagaimana cara membujuk adik saya agar dia mau belajar?

    tolong ya bun!

  9. mey2ditmar says:

    Hai mba, kalo aku punya anak yang setiap hari kerja dijaga kakek-neneknya 8-5. Aku cuma main sama anakku setiap pulang kerja dan weekend. So far yang selalu jadi masalah adalah anakku selalu dimanja sama orang tuaku, even hal kecil seperti makan selalu disuapi, main gak boleh ditempat yang kotor… Selalu dilarang.. Dilemanya sih mau protes sama ortuku, tapi ga tega soalnya kan mereka juga udah capek dititipin anakku tiap hari… fiuuuh….

  10. Lidya says:

    ahrus belajar dair bunda nih

  11. satukataku says:

    Saya juga biasanya membiarkan anak untuk berkreasi dengan sesuatu.. bener kata bunda, berantakan itu sudah pasti. Tetapi toh lebih baik berantakan tapi anak jadi belajar daripada rumah bersih selalu tetapi anak justru pasif.. 🙂

  12. APa Kabar bunda?? lama ga mampir nih. Alhamdulillah saya sudah menjalankan sebagian besar yg ditulis diatas untuk Nedia. Butuh waktu 10 tahun untuk membangun self confidence dia…..dan baru terlihat hasilnya. Tambahan dari saya, sebagai orang tua jangan pernah lelah untuk memberikan support dan bersabar dalam memberikan masukan kepada anak kita.. Waktu yang akan membuktikannya. Dan bener banget yang bunda tulis, untuk nafis (anak kedua) saya harus men-treat yang beda karena sifat yang berbeda banget dengan Nedia…namun tetap sabar dan jangan menyerah untuk membuat anak kita menjadi percaya diri.

  13. Ani Berta says:

    Saya akan mengikuti tips dari Bunda agar anak saya terlatih untuk mandiri dan melakukan sesuatu untuk mengasah kemampuannya dan memberi kepercayaan penuh untuk melakukannya, intinya itu ya Bun 🙂

    Terima kasih Bunda tips nya.

    Ya setuju sekali mbak Anny
    dan, mama yang smart seperti mbak Anny , insyaAllah melahirkan anak anak yang luar biasa pula 🙂
    terima kasih untuk kunjungannya …

    Salam

  14. ysalma says:

    Pendampingan orangtua sangat berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak ya Bund. Termasuk rasa percaya diri akan kemampuan si anak.

    benar sekali ,Mak
    segala sesuatu pertama kali yang di dapat buah hati kita berasal dari keluarga

    Salam

  15. Tina Latief says:

    aku setuju banget sama tulisan bunda.. kepercayaan diri pada anak memang bisa dibangun sejak masih bayi.. ketika anak bisa melakukan sesuatu orang tua bisa mengapresiasi dengan mengucapkan selamat. Dengan begitu anak merasa dirinya mampu bahkan kadang tanpa perlu dibantu..

    segala sesuatu yang positif sebaiknya memang berawal dari rumah ( baca:ortu)
    Terima kasih, Tina 🙂

    salam

  16. dizaz says:

    Perlakuan berupa penghargaan kecil itu awalnya si PD ini ya Bund

    iya Mas , karena si kecil jadi tahu dan yakin kalau dia memang mampu 🙂

    salam

Terimakasih banyak sahabat tersayang, untuk apresiasinya melalui komentar dibawah ini .........