kid’s stress

Tidak hanya kita yang bisa dijangkiti stres, anak  juga bisa mengalami hal yang sama.
Tugas sekolah yang setumpuk,
di sekolah ada teman yang sering menjahili,
tidak diundang ke ulang tahun teman,
permintaan akan sebuah mainan belum dikabulkan.
Kita sebagai orang tuanya, hal-hal yang kita anggap remeh ini ternyata bisa membuat putra-putri kita menjadi stres.

Stres tidak hanya menjadi momok yang menakutkan bagi orang dewasa,
putra-putri usia sekolah  juga bisa mengalami hal yang sama.
Tentunya dengan berbagai permasalahan yang berbeda.
Sekalipun melihat permasalahan yang mereka hadapi tidak ada apa-apanya dibanding permasalahan yang kita hadapi.
Masalah tetaplah masalah, siapapun yang menghadapinya.

Menyikapi stres yang dialami oleh anak tidak sama seperti yang bisa kita lakukan.
Merendam kaki di dalam air hangat dan pijat refleksi akan berdampak pada orang dewasa, tetapi tidak dengan anak anak.
Lalu apa yang bisa kita  lakukan jika mendapati putra-putri kita tampak lebih pendiam dari biasanya,
bahkan menangis karena sedang menghadapi sebuah masalah?

1. Ikuti Mood Mereka

Ikuti terus bagaimana mood mereka dengan membiasakan mereka untuk bercerita.
Tanyakan dengan pertanyaan, “Bagaimana sekolah mu hari ini?”
“Bagaimana perasaan kamu?”
“Apakah teman kamu masih sering mengganggu kamu?” dan lain sebagainya pada waktu luang.
Jika kita membiasakan mereka untuk menceritakan keseharian mereka, kita  akan mudah menemukan bagaimana mood buah hati.

Jangan anggap remeh apapun yang dia ceritakan, misalnya dia menangis selama dua jam,
karena malu telah terpeleset kulit pisang di depan teman-temannya.
Mungkin bagi kita lucu, karena masalah begitu saja bisa menangis hingga dua jam,
tetapi lebih bijak jika kita ikut ke dalam moodnya.
Hibur dia dengan menceritakan hal yang sama, mungkin dulu kita pernah mengalaminya saat seusia buah hati kita.

2. Jaga Perbuatan Dan Ucapan Kita

Semua yang tampak baik kadang tidak seperti itu keadaannya.
Bisa jadi kita sedang bertengkar dengan pasangan, dan si kecil tahu.
Kita mungkin heran dari mana si kecil tahu permasalahan orang tua mereka,
padahal kita menutup rapat masalah pertengkaran bersama pasangan .
Perkataan sinis pada pasangan atau curhat  kepada saudara melalui telepon bisa ditangkap sebagai sesuatu yang tidak beres bagi anak .

Karena itu, akan bijak jika kita lebih berhati-hati dalam perkataan, tingkah laku atau saat bercerita pada sahabat mengenai masalah kita.
Percayalah, saat putra-putri kita tahu bahwa orang tua mereka dalam masalah,
mereka akan memikirkan hal tersebut dan lebih banyak menyimpannya seorang diri tanpa sepengetahuan kita.

3. Fokus Pada Hal Positif

Nilai raport anak  turun?
Atau menjumpai kertas hasil ulangan dengan nilai 20 disembunyikan di bawah kasur?
Jangan langsung memberi cap putra-putri kita sebagai anak bodoh atau menghukum mereka dengan ancaman.
Masalah nilai adalah masalah yang paling sering ditakutkan anak usia sekolah,
mereka takut bila orang tua mereka kecewa, terlebih lagi jika kita dan pasangan termasuk dalam golongan terpelajar.

Tanyakan dengan nada halus pada mereka, mengapa nilai mereka sampai turun.
Bisa jadi mereka memang tidak mengerti topik pelajaran mereka, bisa jadi mereka sakit perut saat ulangan,
terimalah alasan mereka dan jadikan sebagai motivasi.

4. Temani Saat Menonton

Menonton apa saja, mulai dari televisi, menonton pawai, atau menyaksikan langsung anak-anak jalanan yang menjadi pengemis.
Pada saat seperti itu, anak  perlu mendapat bimbingan dari kita mengenai apa yang sedang mereka tonton,
mengapa hal itu bisa terjadi dan lain sebagainya.
Seringkali mereka bertanya dan kita adalah orang terbaik untuk menjawab pertanyaan mereka.

Seringkali berita mengenai bencana, kekerasan pada anak dan lain sebagainya membuat mereka trauma sekalipun tidak mengalaminya langsung.
Tunjukkan pada mereka bahwa kita sebagai orang tua akan melindungi mereka sebaik yang kita bisa,
sehingga mereka tidak perlu mencemaskan hal tersebut.
Mengajak mereka untuk berempati pada orang lain bisa dijadikan kesempatan untuk membuktikan bahwa hidup mereka aman bersama kita.

5. Buat Mereka Selalu Percaya Diri

Ini sama dengan cara melepaskan stres yang dihadapi orang dewasa, tanamkan rasa percaya diri pada putra-putri kita.
Banyak hal yang bisa membuat rasa percaya diri mereka luntur,
misalnya ditertawakan teman-temannya saat tampil di depan kelas, atau dalam hal apapun.
Anak-anak cenderung lebih rapuh dalam hal ini.

Bila dibiarkan terus menerus, rasa malu dan tidak percaya diri ini akan terbawa hingga dewasa dan melahirkan sikap pesimis. Karena itu,  kita adalah penyemangat terbaik mereka.
Buatlah putra-putri  kita yakin bahwa mereka bisa menghadapi apapun dengan usaha maksimal.
Selalu dekap mereka dan ucapkan:

“Dalam menghadapi rintangan apapun, kamu harus berusaha terlebih dahulu, berusaha sebaik yang kamu bisa.
Jika kamu ada kesulitan, kami ada di sini untuk mendukung dan membantu kamu.”

Semoga bermanfaat

Salam

Gambar diambil dari sini

About bundadontworry

Ibu rumah tangga dengan 2 anak

7 responses »

  1. mesin kasir says:

    penting banget bun

  2. mesin kasir says:

    Jadi bgtu ya bun, saya kira hanya orang dewasa saja yang mengalami stress

  3. PSKKP diklat says:

    sangat berguna bagi org tua
    terima kasih…. bun

  4. TokiMachi says:

    Uhu saya sependapat dengan pendapat anda, tapi melihat berbagai kondisi saat ini saya meresa kasihan dengan anak2. banyak orang tua yang selalu menuruti apa yang di inginkan seorang anak sampai2 kelewat batas. contohnya saja sekrang ini sedang trendnya game PB (point blank) kebetulan saya bekerja di warnet, dan tiap hari minggu banyak anak ang maen game sampai lupa belajar dan mereka malah menghabiskan uang jajn mereka hanya untuk membeli cas point blank untk kesenangan mereka hal inilah yang sedang terjadi sekarang, banyak orang tua yang terlalu memberi kebebsan pada seorang anak. padahal kalau di lihat dari game yang dimainkannya, Game pont blank itu belum sepatutnya dimainkan oleh mereka.

  5. Lidya says:

    mood anak2 juga harus diperhatikan ya bun

  6. Ruang XI says:

    ya, penanganan yang keliru membimbing anak, bisa membekas mendalam sampai dewasa…jadi minder, tidak percaya diri, pemarah-karena dibesarkan dengan pukulan, bentakan, hukuman.
    Kalau sudah terlanjur begitu, solusi apa yang baik dilakukan bu?..Mengatasi dalam kondisi dewasa yang secara spontan sudah melekat kuat imbas cara mendidik sejak kecil dulu.

Terimakasih banyak sahabat tersayang, untuk apresiasinya melalui komentar dibawah ini .........